Halaman

Senin, 24 Juni 2013

Keterampilan Dalam Pengolahan Makanan

Pengolahan Makanan merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Akademi Pariwisata Mataram , dengan dosen pengempunya yaitu Bapak Lalu Yulendra. Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang praktik pengolahan makanan yang saya lakukan minggu lalu bersama kelompok paraktik saya di kitchen milik kampus AKPAR Mataram.
Praktik yang kami lakukan ini merupakan praktik yang kedua kalinya, sebelumnya kami sudah melakukan praktik pengolahan makanan juga dengan menu makanan western. Untuk praktik kedua ini kami memilih menu makanan dari Indonesia dan di mix atau di gabung dengan menu western agar kelompok kami memiliki perbedaan dalam penyajian menu sehingga menu yang disajikan tidak itu-itu saja. Praktik pengolahan makanan merupakan praktik yang paling saya tunggu sebab merupakan bidang yang saya gemari dalam dunia pariwisata atau hotel yaitu dalam bidang kitchen atau memasak. Memasak menjadi kegemaran sebab di keluarga saya rata-rata memiliki skill memasak yang tinggi dan bekerja dalam bidang pariwisata khususnya di bagian kitchen.
Dalam praktik ini kami diminta oleh Bapak Yulendara untuk mulai membuat makanan dari proses pembuatan menu , pembelian bahan makanan , hingga proses pembuatan makanan itu sendiri. Jadi kami benar-benar diminta untuk melakukan semua hal tersebut secara kelompok tanpa bantuan dari Bapak Yulendra secara langsung. Hal ini merupakan suatu tantang yang cukup menyenangkan namun juga menegangkan sebab kami semua menjalanjakan tugas yang real dalam hal memasak seperti yang ada dalam bagian kitchen yang ada di sebuah hotel , di tuntut untuk memasak sesuai waktu yang diberikan dan menjalankan tugas sesuai bagian-bagiannya.

Profil Akademi Pariwisata Mataram

AKADEMI PARIWISATA 
MATARAM
Lembaga Keterampilan Pariwisata
Pertama dan Terpercaya
Pariwisata Industri Jasa Paling Maju Di Dunia
Pariwisata merupakan industri jasa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia terutama mulai paruh kedua abad ke-20 dan semakin maju awal abad ke-21 ini. Kemajuan tersebut terjadi karena pariwisata sebagai sektor multi flier effect mampu membangkitkan sektor lain untuk berjalan seiring dalam memberikan jasa pelayanan manusia. Pariwisata berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Intinya, pariwisata tidak akan pernah berhenti dan akan terus berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan kebutuhan manusia. Untuk itu pariwisata telah membuktikan dirinya mampu menyerap tenaga kerja terbesar di seluruh dunia.
AKPAR Mataram dengan cermat menangkap sebagai peluang
Menyadari pesatnya perkembangan kebutuhan tenaga kerja pariwisata di berbagai negara, maka AKPAR Mataram segera merubah mengubah paradigmanya dengan penyiapan tenaga kerja pariwisata dalam negeri menuju penyiapan tenaga kerja pariwisata internasional. Untuk mewujudkan itu, AKPAR Mataram telah menyusun renstra dalam bentuk:
  • Menciptakan kondisi akademik yang kondusif
  • Meningkatkan kualitas SDM
  • Penjaminan mutu proses input dan output 
  • Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak
Bentuk kerja sama
AKPAR Mataram memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) untuk menyalurkan lulusannya ke berbagai industri dalam dan luar negri. Untuk tujuan itu, AKPAR Mataram telah bekerja sama dengan:
  • Hotel Oberoi dan Hotel Lombok Raya : sebagai tempat praktek, on the job training & penempatan lulusan.
  • PT. Pamor Sapta Dharma Jakarta dan Surakarta : menyalurkan lulusan ke Malaysia, Brunei Darussalam dan Dubai
  • Sekolah Perhotelan Bali : Meningkatkan kualitas SDM dan penyaluran lulusan ke kapal pesiar
  • SM Management Service Pte.Ltd.Singapore : menyalurkan mahasiswa untuk on the job training dan bekerja di Singapura dan Dubai
  • Apprentice Program Costa Crocierre Cruise Line Italy dan Star Cruise Line Singapore : untuk membantu lulusan yang berminat ke kapal pesiar.
  • PT. Nizma Alam Jaya, Slangor - Singapore : Membantu AKPAR Mataram mempertemukan dengan industri hotel dan restaurant di Malaysia serta penyiapan akomodasi, transportasi, asuransi, Residence & Work Permit bagi lulusan AKPAR Mataram. 
 Program Studi Unggulan
  • Diploma I (Satu tahun) : sebagai tenaga Ahli Pratama Pariwisata (A.P.Par.) dengan konsentrasi FB Service, FB Product, Pastry, SPA dan Houskeeping
  • Diploma III (tiga tahun) : sebagai tenaga AHli Madya Pariwisata (A.Md.Par) dengan program studi Perhotelan dan UPW (Usaha Perjalanan Wisata)
AKPAR MATARAM
Jl. Panji Tilar Negara 99x, Tanjung Karang - Mataram
Telp. (0370)633393 - (0370)633394
Fax. (0370)632316
email: akparmataram@telkom.net - akparmataram@gmail.com

Melihat Kekayaan Taman Wisata Alam Suranadi, Lombok

Taman Wisata Alam Suranadi adalah satu dari sepuluh Taman Wisata Alam yang ada di Nusa Tenggara Barat. Taman dengan luas 52Ha ini tepatnya terletak di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Taman ini hanya berjarak sekitar 18km dari Kota Mataram, bisa dicapai dalam waktu sekitar setengah jam saja.

Suranadi berasal dari kata sura yang berarti dewa, dan nadi memiliki arti sungai. Konon, Suranadi juga mengandung arti kahyangan dalam kamus bahasa Jawa Kuno.
Sejarah Suranadi sendiri menurut kebudayaan masyarakat setempat bermula pada abad ke XIII/XIV, datang seorang Bangsa India penyebar agama Hindu yang sakti bernama Dang Hyang Nilarta untuk mengunjungi Pulau Jawa, Bali dan Lombok dengan berjalan kaki sambil membawa tongkat sakti. Perjalanan selama di Hutan Suranadi diselingi dengan 4 kali istirahat. Selama istirahat Beliau menancapkan tongkatnya ke dalam tanah sebanyak empat kali di tempat Beliau istirahat, seketika itu air bersih menyembur keluar dari lubang bekas ditancapkannya tongkat tersebut. Air pertama yang menyembur keluar disebut air suci pembersih, air kedua disebut air suci pangentas, air ketiga disebut air suci panglukatan dan air keempat disebut air suci petirta.
Untuk menghormati/mengenang jasa Beliau, di Lombok, khususnya di Lombok Barat, setiap tahun diadakan upacara agama Hindu Dharma pada waktu bulan purnama sasih kapat (Oktober/November).
Demikian pula dalam upacara penguburan mayat bagi penganut agama Hindu Dharma di Lombok Barat, bila seseorang telah meninggal jenazahnya cukup dibersihkan dengan memakai air suci pembersih/pengentas sebelum dikuburkan. (Sumber: http://www.dephut.go.id/informasi/propinsi/ntb/suranadi_ntb.html )
Taman Wisata Alam Suranadi kaya akan aneka ragam jenis tumbuhan. Vegetasi yang menutupi kawasan Taman Wisata Alam Suranadi merupakan vegetasi campuran yang tersebar merata dan ditandai dengan tumbuhnya pohon-pohon yang tinggi bercampur dengan perdu, semak dan padang rumput. Anda akan menjumpai beberapa jenis pohon dengan tinggi 25m-30m dan berdiameter hingga lebih dari 1.5m, seperti beringin, garu, terep, suren, kemiri dan purut. Aneka jenis tumbuhan dengan pepohonan yang besar dengan percabangan yang banyak membuat beberapa jenis satwa juga betah untuk tinggal di dalam taman ini, seperti kera, musang, dll.
Tidak ketinggalan, di dalam Taman Wisata Alam Suranadi ini juga memiliki pura yang dikenal dengan nama Pura Suranadi. Terletak di dalam Taman Wisata Alam Suranadi, tentu saja pura ini dikelilingi oleh alam yang masih asri. Pura ini memiliki pura-pura yang berpola menyebar secara fisik, sesuai dengan keberadaan sumber mata air yang terdapat di kawasan tersebut, tetapi dari segi rangkaian kegiatan ritual merupakan satu kesatuan.

Di Pura Suranadi terdapat 5 sumber mata air yang dikenal dengan nama Panca Tirtha atau Pancaksara. Air tersebut dianggap sakral dan diyakini sebagai syarat kelengkapan di dalam menjalankan upacara keagamaan.
Konon keberadaan Pura Suranadi terkait dengan perjalanan Danghyang Dwijendra, dikenal pula dengan nama Pedanda Sakti Wawu Rauh - menuju Sasak (Lombok) untuk kedua kalinya. Di Lombok, beliau dijuluki juga sebagai Pangeran Sangupati. Guna menjaga agar umat Hindu yang ditinggalkan bisa melakukan tertib upacara menurut ajaran agama yang telah ditentukan, lantas beliau dengan “puja mantera”-nya memunculkan pancatirtha (lima macam tirta) di Suranadi. Kelima pancatirtha tersebut adalah:

1. Mata air toya tabah yang digunakan dalam upacara pitra yadnya;
2. Mata air toya pabersihan untuk upacara pembersihan sawa (jenazah) sebelum diberikan tirta pangentas;
3. Mata air pangentas diberikan kepada jenazah sebelum dikubur/dibakar. Di dekat tirta pangentas juga terdapat pembuangan air yang dikanel sebagai tirta permandian kerbau untuk memerciki hewan sebelum dipotong;
4. Mata air toya panglukatan, tirta prayascita untuk pembersihan diri, dan dipakai dalam upacara dewa yadnya, manusa yadnya, dan bhuta yadnya;
5. Mata air tirta, dipergunakan saat puncak upacara, sebagai prasadam dan diberikan kepada peserta upacara sebagai tirta wasuh paddya.

Selain itu, ada pula versi lain yang menyebutkan, Pura Suranadi dibangun atas gagasan raja Pagesangan bernama AA Nyoman Karang pada 1720M. Seorang pendeta dari Bali - cucu Danghyang Dwijendra - bernama Pedanda Sakti Abah, dipanggil oleh Raja Pagesangan guna melaksanakan panca yadnya, yakni lima macam pengorbanan suci menurut ajaran agama Hindu. Guna kelangsungan kegiatan ritual secara berkelanjutan itulah, dipilih Suranadi sebagai tempatnya.

Di Suranadi terdapat tiga buah kelompok pura. Masing-masing diberi nama sesuai dengan fungsi sumber air yang ada di dalamnya. Pun tiap-tiap pura itu memiliki zona (area) jaba sisi, jaba tengah, jeroan (tri mandala).

Ketiga Pura itu adalah :

1. Pura Ulon/Gaduh, terletak di ujung timur laut, berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Taman Wisata Alam. Di halaman pura ini terdapat mata air petirtan dan panglukatan. Beberapa palinggih dan perlengkapan upacara yang ada di dalamnya adalah (a) padmasana, (b) linggih Batara Gde Lingsar, (c) linggih Batara Bagus Gunung Rinjani, (d) linggih Batara Surya Ngelurah, (e) gedong penyimpenan, (f) padma petirtan, (g) bale pelik/pengaruman, (h) padma penglukatan, (i) bale pamangku, (j) linggih Majapahit, (k) palinggih tirta, (l) kemaliq, (m) bale banten, (n) bale pawedan, (o) bale pererenan/pakemitan, (p) bale gong, dan (q) bale kulkul. Kedua terakhir ini (p dan q) terletak di seberang jalan.

2. Pura Pangentas, terletak beberapa puluh meter dari Pura Ulon, ke arah barat daya. Memasuki pura ini, mesti melalui jalan setapak. Memiliki dua palinggih, pura ini secara fisik memiliki luasan yang terkecil dan paling sederhana di antara ketiga pura yang ada di Suranadi. Memiliki mata air pangentas, mata air tabah/penembak dan tirta mapepada. Pura ini berfungsi sebagai tempat mengambil air untuk upacara pitra yadnya semata, yakni toya tabah dan pangentas. Maka bisa dipahami bahwa di dalamnya tidak banyak dibangun sarana penunjang sebagaimana yang ada pada pura lainnya.

3. Pura Pabersihan, berkedudukan sekitar 300m dari Pura Ulon. Di pura ini terdapat hanya satu mata air yakni pabersihan, dengan beberapa macam palinggih dan bangunan pelengkap upacara seperti (a) padmasari, (b) ngelurah, (c) tapasanu, (d) linggih Ida Betara Gde Lingsar, (e) genah Mangku ngastawa, (f) bale banten, (g) bale pawedan, (h) bale pakemitan, dan (i) gedong penyimpenan. Mata air dari pura pabersihan bermuara pada sebuah permandian umum (menempel dengan tembok panyengker pura), di sebelah selatan pura pabersihan.

Peninggalan Sejarah Yang Lestari

Pulau Lombok memiliki sejumlah obyek wisata yang patut dibanggakan, selain memiliki keindahan alam yang tiada tara dan terkenal di seluruh penjuru dunia, Lombok juga memiliki wisata sejarah yang tak kalah menarik.
Salah satu wisata sejarah yang ada dalam Kota Mataram tersebut yakni Taman Mayura-Cakranegara, sebuah taman peninggalan Raja Anak Agung Made Karangasem, penguasa Pulau Lombok jaman dahulu, yang dibangun sekitar tahun 1744 Masehi.

Mayura sendiri menurut I Gusti Ngurah Sugata, petugas Balai Peninggalan Pelestarian Purbakala (BP3) Bali, sekaligus juru pelihara Taman Mayura, aslinya bernama Taman Kelepug, diambil dari suara kelepug-kelepug air akibat derasnya mata air yang mengalir kedalam telaga di taman ini.
“Selanjutnya tahun 1866, taman ini direnovasi oleh Raja Mataram Anak Agung Ngurah Karangasem dan berganti nama menjadi Taman Mayura. Konon di taman ini banyak terdapat burung merak sedang memangsa ular yang banyak terdapat di taman tersebut,” terang Sugata.
Lebih lanjut dijelaskan, Taman Mayura sendiri memiliki luas areal sekitar 2 hektar, yang pengelolaannya sendiri digabungkan dengan pengelolaan Pura Miru (di seberang Taman Mayura), menjadi pengawasan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Dalam areal Taman Mayura, terdapat beberapa bangunan diantaranya dua buah Pura, yakni Pura Kelepug dan Pura Jagat Nata, serta bangunan terapung di tengah-tengah telaga yang biasa disebut Bale Kambang, dimana dulunya berfungsi untuk mengadili suatu perkara,” urai Sugata.
Di salah satu Pura, yakni Pura Kelepug, sekali dalam setahun biasanya diadakan ritual Purnama Kepat (bulan purnama keempat) yang jatuh antara bulan Oktober dan November.
Sementara salah seorang guide lokal, Suandi (30), menyatakan, Taman Mayura adalah salah satu tempat tujuan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. “Tahun lalu, tamu yang berkunjung ke taman ini lebih banyak didominasi oleh wisatawan mancanegara, khususnya dari negara-negara di Eropa,” bebernya.
Bagi pengunjung taman ini lanjut Suandi, mereka akan di pandu oleh guide-guide local yang akan menerangkan seluk beluk dan sejarah dari taman Mayura ini. Taman Mayura dibuka setiap hari, mulai pukul 07.00 Wita (Waktu Indonesia Bagian tengah) hingga 17.00 Wita.
“Biasanya, wisatawan ini datang karena tertarik dengan sejarah dan bangunan-bangunan peninggalan yang masih asli. Tahun kemarin saja, hampir 75 persen yang berkunjung adalah wisatawan mancanegara. Para tamu ini kebanyakan didatangkan oleh KOTASI (Koperasi Transportasi Senggigi), KOTAM (Koperasi Kota Mataram), Taxi, dan travel-travel agen," jelas Suandi.
Dikalangan para pelaku pariwisata seperti travel-travel agen, Taman Mayura merupakan salah satu obyek wisata penting yang dimasukan dalam paket wisata, selain juga obyek wisata Taman Narmada, Pura Lingsar, Kota Ampenan dan Kota Cakranegara (wisata belanja). “Paket wisata ini dikenal dengan istilah City Tour,” papar Suandi.
"Saya sering menjual paket wisata City Tour ini. Menurut tamu-tamu yang sering saya antar, mereka sangat mengagumi sekali situs-situs peninggalan sejarah yang ada di  Taman Mayura dan Taman Narmada,” sambung Hamzah, guide di salah satu travel agen di Kota Mataram.
Dan ketika musim liburan sekolah tiba, maka Taman Mayura akan ramai dikunjungi para siswa. “Selain berlibur, para siswa ini juga belajar sejarah dengan mengenal situs peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram pada masa lalu,” pungkas Hamzah (sslelono)

Teluk Yang Belum Terjamah, Mekaki.....

Pantai Mekaki terletak di ujung selatan barat pulau Kecil Lombok. Mungkin tidak se-populer Pantai Kuta di Lombok Tengah, tidak setenar Pantai Senggigi di Utara, tidak tersohor seperti Gili Trawangan atau Gili Nanggu di Sekotong. Namun jika sudah berkunjung kesana, maka disanalah kesadaran akan mulai timbul, bahwa pantai terpencil ini juga layak untuk menjadi destinasi wisata di Lombok.



                                                  Credit : lombok.panduanwisata.com

Perjalanan menuju pantai mekaki sama indahnya dengan keindahan Mekaki itu sendiri. Sepanjang perjalanan anda mencapainya, anda akan disuguhkan panorama pantai-pantai nan indah. Salah satunya adalah Pantai Elak – elak (Baca ulasan saya disini).
Selain pantai, dalam perjalanan anda bisa menyaksikan hamparan sawah, bukit bukit berbatu, juga gugusan beberapa gili yang tak tersentuh peradaban. Bentuk jalan yang berliku dan naik turun membuat anda dengan mudah bisa menyaksikan keindahan pantai-pantai Sekotong lainnya dari kejauhan selama perjalanan.







Ketika anda menanjak menuju jalur mekaki, di sisi kiri kanan jalan daerah Rembut Petung sana, nuansa berbeda akan banyak ditemukan. Beberapa titik di pegunungannya yang menjadi sumber batu emas akan dengan mudah dijumpai di pinggiran jalan. Perjalanan menanjak dan berliku menambah suasana extreme perjalanan anda.
Sesampainya di puncak perbatasan, kita sudah bisa melihat bibir pantai dengan samudera luasnya dari kejauhan. Deburan ombak yang menciptakan buih buih putih berbaur dengan kilau pasir putih pantai Mekaki. Pantai Mekaki dari sudut pandang ini akan terlihat begitu indah karena airnya yang membiru berada di sebuah “Ceruk” yang dikelilingi bukit bukit hijau. Dan sekitar 100 meter dari bibir pantai, jalanan tanah berbatu tidak beraspal akan anda lalui, namun tetap bisa dilalui dengan nyaman karena tidak bergelombang.



Sesampainya di pantai Mekaki, kita akan menyaksikan bibir pantai yang membentuk lengkungan bulan sabit. Pasir pantai dengan butiran putih berbiji besar , deburan ombak yang kalem dan juga kadang-kadang terlihat sangat extreme. Kombinasi warna air lautnya yang berwarna hijau toska di tepian dan semakin membiru ke bagian tengahnya membuat para wisatawan yang datang merasa betah untuk berlama lama ditempat ini. Kerang-kerang indah yang terdapat di sepanjang pantainya menambah hiasan keindahan pantai ini. Panorama pantai dan pegunungannya agak sedikit mirip dengan Pantai Mawun, hanya yang membedakannya adalah ombak di Mekaki lebih besar dan kerang-kerang dan tekstur pasirnya.


Pantai Mekaki yang berada di bagian selatan Sekotong ini bisa ditempuh melalui darat. Infrastruktur jalan yang sudah bagus akan mempersingkat waktu anda menuju kesana. Hanya membutuhkan waktu 1.5 – 2 jam untuk mencapai Mekaki yang terbentang di 70 km sebelah barat daya Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dan sebaiknya untuk berwisata kesana, anda menyewa mobil atau motor di daerah Kota Mataram, sehingga anda dengan leluasa bisa mengambil view point yang menarik selama perjalanan.
Pantai Mekaki menurut saya merupakan sebuah pantai tersembunyi, jauh dari keramaian, jauh dari peradaban. Sebuah Pantai Perawan yang merangsang atau mungkin lebih cocok disebut sebagai “hidden paradise”. Namun, seperti kelemahan objek pariwisata di Lombok lainnya, pantainya yang tersembunyi dibalik bukit-bukit yang tinggi dan tanpa ada marka penunjuk jalan yang bisa diandalkan untuk sampai kesini. Hanya Mengandalkan “ask the audience” atau peta digital standard.



Jika anda ingin berlibur di Lombok dan melihat beberapa destinasi wisata lain, beberapa hotel di Mataram seperti Lombok Garden Hotel, Grand Legi Hotel dan Griya Asri Hotel menjadi rekomendasi saya. Jika ingin berlama-lama atau ingin menginap di kawasan Sekotong, Cocotinos Hotel Sekotong Lombok menjadi pilihan yang tepat untuk anda. Sedangkan untuk daftar hotel Lombok lainnya sudah pernah saya posting disini.

Gili Trawangan.... Pusat Touris Mancanegara di Lombok

A. Selayang Pandang

Gili Trawangan merupakan satu dari tiga pulau yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, selain Gili Meno, dan Gili Air. Dari ketiga pulau di sebelah barat laut Pulau Lombok ini, Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dan memiliki ketinggian lebih di atas permukaan air laut dibanding dua pulau lainnya. Gili menurut bahasa setempat berarti pulau.
Gili Trawangan mempunyai luas sekitar 360 hektar dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Pulau yang dihuni setidaknya 800 jiwa ini merupakan objek wisata bahari yang cukup terkenal hingga mancanegara. Tidak mengherankan jika setiap tahunnya, pulau ini dikunjungi oleh ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sebelum menjadi tempat tujuan wisata, Gili Trawangan merupakan pulau sepi yang tak terlalu dikenal oleh masyarakat. Menurut cerita masyarakat setempat, pulau ini merupakan tempat pembuangan narapidana politik yang terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) pada masa Pemerintahan Orde Baru dan tempat pembuangan pemberontak Sasak yang berusaha melawan kekuasaan raja di daerah Lombok. Baru sekitar tahun 1970-an, pulau ini dikunjungi oleh para nelayan dari Bajau dan Bugis, suku perantau asal Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah pulau ini dihuni oleh sebagian besar Suku Bajau, Bugis, dan sedikit suku Sasak.
Pada tahun 1974 hingga tahun 1976, beberapa masyarakat yang menghuni Gili Trawangan mulai menanam pohon Kelapa di kawasan sebelah timur dan utara pulau. Beberapa tahun setelahnya, perhatian pemerintah setempat terhadap kawasan Gili Trawangan mulai kelihatan. Puncaknya, pada bulan Maret 1990, Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan studi teknis yang dijalankan oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dari studi tadi, Pemerintah NTB menetapkan kebijakan tata ruang Pulau Trawangan sebagai kawasan sarana rekreasi bahari. Dengan kondisi lingkungan alami yang dipenuhi dengan jajaran pohon-pohon cemara, kelapa, akasia, dikelilingi hamparan pasir putih di pinggir pantai, dan dihiasi oleh keanekaragaman biota yang menyebar di karang lautnya, Gili Trawangan tentu menawarkan keindahan pesona alam bagi para wisatawan yang mengunjunginya.  
B. Keistimewaan
Mengunjungi Gili Trawangan sungguh seperti mengunjungi pulau yang masih perawan. Pulau ini seolah menyambut kedatangan tamunya dengan menawarkan eksotisme sebuah pulau alami, lengkap dengan panorama keindahannya. Deretan pasir pantai yang lembut dan airnya yang masih jernih seolah menegaskan dan memastikan bahwa pengunjung akan dibuat betah tinggal di sini. Tak hanya itu, lihat saja deretan pohon-pohon cemara, akasia, dan kelapa yang juga ikut memperindah, sekaligus meneduhi jalanan tanah yang mengelilingi pulau. Di bawah pohon-pohon tersebut terdapat jajaran tempat duduk yang tertata secara rapi.
Saat pertama menjejakkan kaki di pulau, wisatawan akan segera disuguhi suasana tenang. Tak ada hiruk-pikuk suara manusia, seperti layaknya tempat wisata pada umumnya. Yang ada hanya suara lirih para wisatawan yang asik dengan aktivitas wisatanya sendiri. Lebih masuk lagi, wisatawan akan melihat jajaran penginapan penduduk, losmen, kafe, motel, dan hotel. Di tempat inilah para wisatawan beristirahat dan memulai jelajah wisatanya. Jika di obyek wisata lain, wisatawan acap kali diburu-buru oleh pedagang asongan dan cenderamata, maka tak usah khawatir hal itu terjadi di pulau ini. Itulah suasana keseharian Gili Trawangan yang memang telah terbiasa menjaga kenyamanan para turis.
Selain menikmati lingkungan alami, ada banyak ragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan di pulau ini, seperti berenang, berolahraga ringan, dan berjemur di pinggir pantai. Kalau belum puas, wisatawan juga dapat melakukan kegiatan lain yang lebih menantang seperti berselancar, menyelam (diving), bermain kayak (perahu kecil), dan snorkling. Bagi para pengunjung yang senang dengan kegiatan diving dan snorkling, Gili Trawangan menyajikan pemandangan bawah laut yang sungguh mengagumkan. Saat menyelam, wisatawan akan menemukan berbagai jenis karang dengan berbagai bentuknya. Semakin dalam wisatawan menyelam, mereka akan bertemu dengan bermacam ikan, seperti kerapu, kepiting laut, belut laut, hiu, dan lain-lain. Tak perlu takut dengan jenis hiu yang ada di pantai atau laut di  sini, karena  ikan itu tak termasuk kategori hiu pemangsa.
Kalau wisatawan tak cukup berani menyelam lebih dalam, cukuplah menikmati terumbu-terumbu karang yang berada di kawasan pinggir pantai. Di terumbu karang pinggir ini turis juga dapat menemui beberapa jenis ikan-ikan hias yang berseliweran di pinggir karang dan juga kerang dan koral yang berwarna biru, yang konon katanya, hanya ditemui di perairan Karibia.
Setelah puas menikmati suasana pantai dan taman lautnya, turis juga dapat berkeliling pulau dengan menggunakan Cidomo maupun sepeda. Cidomo adalah alat transportasi tradisional khas Lombok yang ditarik oleh seekor kuda, mungkin seperti kendaraan Andong di Yogyakarta (Jawa). Memang, di Gili Trawangan tidak terdapat kendaraan bermotor (darat), karena tidak diizinkan oleh pemerintah setempat. Wisatawan yang menggunakan Cidomo dikenai tarif Rp 5.000—10.000 per orang (September 2008).
Dibanding Gili Meno dan Gili Air, Gili Trawangan relatif lebih diminati oleh wisatawan, karena menawarkan fasilitas rekreasi yang lebih lengkap. Banyaknya kunjungan wisatawan menyebabkan Gili Trawangan terkenal dengan nuansa “pesta malam hari”-nya. Suasana ramai kumpulan orang berpesta menjelang malam, menjadikan pulau ini menyimpan daya tarik khasnya.
Sumber: wikimedia.org

C. Lokasi

Gili Trawangan terletak di sebelah barat laut Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

D. Akses

Akses menuju lokasi Gili Trawangan cukup mudah, karena telah tersedia dua tempat yang menjadi titik keberangkatan kapal menuju Pulau Trawangan, yakni Pantai Senggigi dan Pelabuhan Bangsal (dua-duanya masuk dalam wilayah Lombok Utara). Dari Kota Mataram, Pantai Senggigi berjarak 11 kilometer, sedangkan Pelabuhan Bangsal berjarak 25 kilometer. Walaupun dapat berangkat dari Pantai Senggigi, yakni dengan menggunakan kapal Outrigger (kira-kira memakan waktu 1 jam), perjalanan menuju Gili Trawangan pada umumnya berangkat dari Pelabuhan Bangsal. Bangsal adalah sebuah pelabuhan kecil yang terkenal sebagai titik keberangkatan utama menuju Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Ada dua alternatif jalan menuju Pelabuhan Bangsal dari Kota Mataram, yakni melewati kawasan wisata Pantai Senggigi (jalur selatan), atau melewati kawasan wisata Gunung Pusuk (jalur utara). Jika menempuh jalur selatan, turis bisa menggunakan taksi dari Kota Mataram melewati bukit-bukit di pinggir Pantai Senggigi hingga sampai ke Pelabuhan Bangsal. Perjalanan ini kira-kira membutuhkan waktu 35 menit. Selain itu, jika wisatawan lebih memilih melewati rute Gunung Pusuk (rutenya lebih dekat), wisatawan dapat menggunakan jasa ojek, bemo, atau taksi. Saat melewati kawasan ini, Anda pasti akan menemui monyet-monyet berkeliaran bebas di jalan raya dan pohon sekitar gunung. Monyet-monyet ini memang sengaja dilepas bebas di puncak gunung dan pinggir jalan di kawasan tersebut. Bagi pengunjung yang berminat memberikan makan pada monyet-monyet ini, disarankan untuk membawa kacang atau makanan ringan lain sebelum memasuki kawasan Gunung Pusuk.
Sumber: wikimedia.org
Begitu sampai di Pelabuhan Bangsal, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah laut lepas dengan lanskap tiga pulau dalam jangkauan pandangan mata, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Di sekitar pelabuhan ini, wisatawan disarankan menitipkan kendaraannya, baik mobil maupun motor (jika membawa kendaraan pribadi), sebelum menyeberang menuju Gili Trawangan. Tarif penitipan/parkir kendaraan berkisar Rp 2.000—3.000 selama 24 jam (September 2008).
Untuk menyeberang dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan, wisatawan dapat menggunakan kapal penumpang umum dengan waktu tempuh kira-kira 45 menit dengan tarif sekitar Rp 10.000. Kalau tak mau berdesakan dengan penumpang lain, wisatawan juga dapat menyewa kapal dengan tarif sekitar Rp. 259.000, sekali jalan. Sesampai di (pulau) Gili Trawangan, pengunjung akan disambut oleh Cidomo dan diantar menuju resort ataupun hotel untuk menginap. Jika tak mau mengeluarkan uang, pengunjung dapat berjalan menuju motel, hotel, maupun villa yang ingin dituju.

E. Harga Tiket

Wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan tidak dikenai biaya masuk, kecuali biaya akomodasi dan fasilitas, seperti penginapan, sewa sepeda gayung, sewa motor boat, sewa Cidomo, dan lain-lain.

F. Akomodasi dan  Fasilitas Lainnya

Di Pulau Trawangan telah tersedia ratusan rumah penginapan baik itu berupa hotel, motel, villa, maupun resort yang telah memenuhi standar pelayanan internasional. Berbagai jenis rumah penginapan ini menawarkan dan menyediakan beragam fasilitas, seperti kolam renang, toko suvenir dan cenderamata, toko obat, tempat penyewaan sepeda dan Cidomo, tempat voli pantai, pijat dan spa, kafe, bar, restauran, tempat laundry, peralatan olah raga air, money changer, Ruang TV Chanel Internasional, dan lain-lain.

Selain itu, bagi wisatawan yang memerlukan pemandu dalam kegiatan wisatanya, dapat menggunakan jasa seorang guide profesional untuk memandu aktivitasnya. Setelah selesai, turis cukup memberi tips yang pantas bagi pemandu tersebut.
Bagi wisatawan domestik yang membawa ponsel/telpon genggam, tidak perlu khawatir tak mendapatkan sinyal, karena di pulau ini telah berdiri tiga menara BTS (Base Tranceiver Stasion) sebagai perangkat menjembatani komunikasi pengguna jaringan ponsel menuju jaringan lain. Di pulau ini juga terdapat pembangkit listrik tenaga diesel yang ada di tengah pulau sebagai penyedia aliran listrik seluruh pulau.