Pulau Lombok memiliki sejumlah obyek wisata yang
patut dibanggakan, selain memiliki keindahan alam yang tiada tara dan
terkenal di seluruh penjuru dunia, Lombok juga memiliki wisata sejarah
yang tak kalah menarik.
Salah satu wisata
sejarah yang ada dalam Kota Mataram tersebut yakni Taman
Mayura-Cakranegara, sebuah taman peninggalan Raja Anak Agung Made
Karangasem, penguasa Pulau Lombok jaman dahulu, yang dibangun sekitar
tahun 1744 Masehi.
Mayura sendiri menurut I Gusti Ngurah Sugata,
petugas Balai Peninggalan Pelestarian Purbakala (BP3) Bali, sekaligus
juru pelihara Taman Mayura, aslinya bernama Taman Kelepug, diambil dari
suara kelepug-kelepug air akibat derasnya mata air yang mengalir kedalam
telaga di taman ini.
“Selanjutnya tahun
1866, taman ini direnovasi oleh Raja Mataram Anak Agung Ngurah
Karangasem dan berganti nama menjadi Taman Mayura. Konon di taman ini
banyak terdapat burung merak sedang memangsa ular yang banyak terdapat
di taman tersebut,” terang Sugata.
Lebih
lanjut dijelaskan, Taman Mayura sendiri memiliki luas areal sekitar 2
hektar, yang pengelolaannya sendiri digabungkan dengan pengelolaan Pura
Miru (di seberang Taman Mayura), menjadi pengawasan dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Dalam
areal Taman Mayura, terdapat beberapa bangunan diantaranya dua buah
Pura, yakni Pura Kelepug dan Pura Jagat Nata, serta bangunan terapung di
tengah-tengah telaga yang biasa disebut Bale Kambang, dimana dulunya
berfungsi untuk mengadili suatu perkara,” urai Sugata.
Di
salah satu Pura, yakni Pura Kelepug, sekali dalam setahun biasanya
diadakan ritual Purnama Kepat (bulan purnama keempat) yang jatuh antara
bulan Oktober dan November.
Sementara salah
seorang guide lokal, Suandi (30), menyatakan, Taman Mayura adalah salah
satu tempat tujuan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara. “Tahun lalu, tamu yang berkunjung ke taman ini lebih banyak
didominasi oleh wisatawan mancanegara, khususnya dari negara-negara di
Eropa,” bebernya.
Bagi pengunjung taman ini
lanjut Suandi, mereka akan di pandu oleh guide-guide local yang akan
menerangkan seluk beluk dan sejarah dari taman Mayura ini. Taman Mayura
dibuka setiap hari, mulai pukul 07.00 Wita (Waktu Indonesia Bagian
tengah) hingga 17.00 Wita.
“Biasanya,
wisatawan ini datang karena tertarik dengan sejarah dan
bangunan-bangunan peninggalan yang masih asli. Tahun kemarin saja,
hampir 75 persen yang berkunjung adalah wisatawan mancanegara. Para tamu
ini kebanyakan didatangkan oleh KOTASI (Koperasi Transportasi
Senggigi), KOTAM (Koperasi Kota Mataram), Taxi, dan travel-travel agen,"
jelas Suandi.
Dikalangan para pelaku
pariwisata seperti travel-travel agen, Taman Mayura merupakan salah satu
obyek wisata penting yang dimasukan dalam paket wisata, selain juga
obyek wisata Taman Narmada, Pura Lingsar, Kota Ampenan dan Kota
Cakranegara (wisata belanja). “Paket wisata ini dikenal dengan istilah
City Tour,” papar Suandi.
"Saya sering
menjual paket wisata City Tour ini. Menurut tamu-tamu yang sering saya
antar, mereka sangat mengagumi sekali situs-situs peninggalan sejarah
yang ada di Taman Mayura dan Taman Narmada,” sambung Hamzah, guide di
salah satu travel agen di Kota Mataram.
Dan
ketika musim liburan sekolah tiba, maka Taman Mayura akan ramai
dikunjungi para siswa. “Selain berlibur, para siswa ini juga belajar
sejarah dengan mengenal situs peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram
pada masa lalu,” pungkas Hamzah (sslelono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar